Proteksi Dan Keselamatan Radiasi Pada Tindakan Radiologi Intervensi (Sesi 4)

Kebutuhan Proteksi pada Tindakan Intervensi

Sebagaimana diketahui sebelumnya bahwa tindakan intervensi merupakan tindakan medis yang menggunakan bantuan sinar-X sebagai penuntun atau bantuan melihat organ tubuh pasien secara real-time sehingga dokter dapat secara langsung dapat menangani pasien setelah untuk kebutuhan diagnostik dan terapi. Kegiatan ini dilakukan di ruang sinar-X yang khusus dan sering disebut dengan ruang catheter laboratorium (cathlab). Tindakan medis menggunakan Sinar-X seperti ini sering disebut dengan Image-Guided Interventional (IGI) atau Interventional Fluoroscopy atau Fluoroscopically Guided Interventional atau (FGI). Meskipun saat ini sudah banyak dijumpai real-time guided interventional ini tidak hanya menggunakan sinar-X, tetapi juga menggunakan ultrasound dan MRI yang merupakan radiasi nonpengion.

Personel yang melakukan tindakan dalam ruang cathlab, berada dekat dengan sinar-X dan pasien, sehingga potensi paparan radiasi yang diterima oleh personel tersebut menjadi besar. Potensi besarnya paparan radiasi yang diterima oleh personel pelaksana tindakan dapat diketahui dari hasil pemantauan dan analisis dosis radiasi yang diterima oleh personel dan kejadian insiden radiasi yang dialami oleh personel pelaksana tindakan intervensi.

Berikut ini beberapa eviden terkait insiden radiasi yang terjadi bagi personel pelaksana tindakan intervensi:

1. Tumor otak dan katarak





Edward B Diethrich

1935 – 2017

Seorang ahli bedah kardiovaskular, penemu, dan philantropis memperoleh penghargaan secara internasional, menyerah pada komplikasi tumor otak pada 23 Februari pada usia 81 tahun.
Diethrich menderita tumor otak (oligodendroglioma) pada tahun 2012, dan katarak di kedua matanya.

Sebelum meninggal, dia membuat misi untuk mendidik petugas kesehatan lainnya tentang efek bahaya dari radiasi.

 

2. Publikasi ICRP No. 139 Tahun 2018

Dokumen baru dari organisasi internasional untuk proteksi radiasi yaitu ICRP Publikasi No. 139 Tahun 2018, menyebutkan bahwa, limitasi dosis atau NBD untuk lensa mata yang 20 mSv per tahun akan tercapai apabila personel pelaksana (kardiologi, neurologi, dan radiologi) melakukan tindakan intervensi lebih dari 800 tindakan per tahun per prosedur meskipun personel tersebut menggunakan peralatan proteksi tabir kaca Pb. Hasil itu diperoleh dari analisis konservatif penggunaan dosimeter di leher di luar apron.


3. Tumor otak dan leher di Argentina

Sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan di salah satu laboratorium kateterisasi di Argentina Tahun 2012, menunjukkan kejadian sebanyak 36 kasus insiden tumor, yaitu 28 di derita oleh ahli jantung intervensi, 2 orang elektrofisiolog, dan 6 ahli radiolog intervensi. Jenis tumor yang terindikasi adalah glioblastoma multiforme (50% dari kasus), astrocytomas (7%), dan meningioma (14%).
Semua dokter yang terkena tumor telah bekerja dalam tindakan intervensi untuk periode yang lama (sekitar 12-32 tahun; rata-rata 23 tahun).


4. American College Cardiology (ACC) Tahun 2016 merilis kardiolog menderita tumor otak sebelah kiri.

Ada kejadian 22 dari 26 kardiolog yang melakukan tindakan intervensi menderita tumor otak sebelah kiri. Selain itu juga katarak posterior subcapsular, tumor pada kelenjar tiroid, dan kanker payudara sebelah kiri.


5. Insiden di Indonesia

Meskipun di negara kita belum menerapkan sistem pelaporan dan pembelajaran kejadian atau insiden radiasi terpadu, namun dari cerita dan informasi baik oleh penderita langsung atau tidak langsung, diperoleh informasi insiden kerja karena radiasi pengion pada tindakan intervensi, misalnya:

  • Pendarahan spontan pada mata
  • Trombosit tidak pernah normal 
  • CA tiroid, diawali munculnya nodul tiroid
  • Anemia aplastik
  • Multiple mieloma
  • Pembesaran kelenjar tiroid
  • Tumor diselaput otak


6. Publikasi IAEA TECDOC 1735/2014

Data dosis yang masuk ke data base IAEA untuk seluruh kardiolog, rata-rata menerima dosis untuk lensa mata & tiroid adalah 39,7 ± 13,8 mSv/tindakan dan median 24,4 mSv/tindakan. Dosis lensa mata dan tiroid untuk kardiolog yang berkualifikasi, rata-rata 30,3 ± 5,9 mSv/tindakan dan median 26,8 mSv/tindakan, sedangkan untuk kardiolog yang masih trainee, diperoleh rata-rata 61,1 ± 43,1 mSv/tindakan dan median 21,1 mSv/tindakan. Nilai selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.

 

Tabel 1. Nilai dosis radiasi untuk lensa mata dan tiroid per tindakan


Sesuai dengan beban kerja rata-rata yang sampaikan dalam TECDOC 1735 tersebut adalah 600 tindakan per tahun, maka diperkirakan kardiolog akan memperoleh dosis mencapai nilai batas dosis untuk lensa mata yang 20 mSv/tahun. Artinya, potensi induksi katarak besar kemungkinan terjadi pada kardiolog dalam beberapa tahun kedepan jika perilaku kerja dengan radiasi pengion tidak mematuhi prinsip proteksi radiasi.

 

Tabel 2. Dosis efektif untuk personel tindakan intervensi



Sesuai dengan Tabel 2, dengan asumsi beban kerja rata-rata 600 tindakan per tahun dan dengan menggunakan nilai Nominal Risk Coefficient (NRC) untuk kanker (dewasa, 18-64 tahun) adalah 4.1%/Sv (ICRP 103), maka diperkirakan 1 dari 10000 personel pelaksana tindakan intervensi terkena kanker.


7. Hasil kajian BAPETEN Tahun 2013

Hasil kajian yang dilakukan oleh BAPETEN pada Tahun 2013, menunjukkan data bahwa rata-rata dosis lensa mata dan tiroid yang diterima oleh kardiolog adalah 37 mSv/tindakan, dan untuk residen kardiolog sebesar 61 mSv/tindakan. Ini menunjukkan ada kedekatan nilai yang sama dengan hasil yang dirilis oleh TECDOC IAEA 1735.

 

Sesuai dengan data-data eviden di atas, dapat diperhatikan bahwa potensi risiko yang paling dekat dengan para personel yang melaksanakan tindkaan intervensi dengan sinar-X adalah katarak. Hal inilah yang menjadi perhatian internasional, dan menjadi salah satu sebab diturunkannya Nilai Batas Dosis (NBD) tahunan untuk dosis ekivalen pada lensa mata menjadi 20 mSv/tahun. Sebelumnya, nilai NBD lensa mata ini adalah 150 mSv/tahun.  Dari hasil studi epidemologi pada lensa mata terkait radiasi pengion, jaringan lensa mata sudah memberikan reaksi saat diberikan radiasi akut sebesar 0,5 Gy sehingga nilai tersebut ditetapkan oleh ICRP sebagai nilai ambang untuk tissue reaction untuk lensa mata. 


Besarnya dosis yang diterima oleh personel yang melaksanakan tindakan intervensi, dan semakin banyak pula insiden yang terjadi karena bekerja dengan radiasi dalam tindakan intervensi maka dapat menunjukkan bahwa budaya kerja selamat dan peduli diri dalam bekerja dengan radiasi pengion perlu untuk ditumbuhkan dan ditingkatkan, sehingga dipandang penting pengetahuan dan implementasi mengenai panduan bekerja selamat dengan radiasi. Pengetahuan dan pemahaman serta implementasi bekerja selamat ini dapat diperoleh dari pelatihan-pelatihan atau pun pembelajaran mengenai prinsip proteksi dan keselamatan radiasi, kejadian atau insiden yang terjadi karena radiasi khususnya yang berlaku dalam tindakan intervensi diharapkan mampu menumbuhkan kepedulian diri.


Pustaka

  1. Peraturan Kepala BAPETEN No. 4 Tahun 2013
  2. TECDOC IAEA No. 1735/2014
  3. P2STPFRZR BAPETEN, Laporan Hasil Kajian (LHK) Tahun 2006, Pengkajian Sistem Pengawasan Tentang Proteksi Radiasi di Fasilitas Radiologi Intervensional, Jakarta
  4. P2STPFRZR BAPETEN, Laporan Hasil Kajian (LHK) Tahun 2013, Kajian Pengawasan Paparan Pekerja Di Fasilitas Radiologi Intervensional, Jakarta.
  5. Annals of the ICRP, PUBLICATION 103, The 2007 Recommendations of the International Commission on Radiological Protection, ICRP Publication 103, 2007
  6. E Kuon, etc., INTERVENTIONAL CARDIOLOGY AND SURGERY, Radiation exposure benefit of a lead cap in invasive cardiology, http://heart.bmj.com/content/heartjnl/89/10/1205.full.pdf diakses Tanggal 3 Juli 2017
  7. Report on the Pilot Survey on Obtaining Occupational Exposure Data in Interventional Cardiology,  Working Group on Interventional Cardiology (WGIC), Information System on Occupational Exposure in Medicine, Industry and Research (ISEMIR), IAEA, June 2013
  8. http://www.radpad.com/our-blog/
  9. http://circinterventions.ahajournals.org/content/8/8/e002384
  10. Efstathios P Efstathopoulos, Occupational Eye Lens Dose in Interventional Radiology and Cardiology: New Insights, Journal of Imaging and Interventional Radiology, Vol. 2 No. 1: 24, 2016
  11. Donald L. Miller, etc., Occupational Radiation Protection in Interventional Radiology: A Joint Guideline of the Cardiovascular and Interventional Radiology Society of Europe and the Society of Interventional Radiology, Special Communication, J Vasc Interv Radiol 2010; 21:607–615.
  12. Draft version 2.5 ,  IAEA SAFETY STANDARDS for protecting people and the environment ,  Radiation Protection and Safety in Medical Uses of Ionizing Radiation,  DRAFT SAFETY GUIDE , DS399,  25 November 2014
  13. http://ncrponline.org/wp-content/themes/ncrp/PDFs/2016/LensEye_Workshop_presentations.pdf
  14. http://slideplayer.com/slide/10159700/ , Radiation Safety In the Cardiac Catheterization Laboratory Saudi Arabia Cardiac Interventional Society Society of Cardiovascular Angiography and Intervention.
  15. https://journals.lww.com/em-news/blog/spontaneouscirculation/Pages/post.aspx?postid=15 diakses 27/2/2018.
  16. http://www.acc.org/latest-in-cardiology/articles/2015/12/31/10/12/radiation-safety-for-the-interventional-cardiologist, diakses 27/2/2018.
  17. https://www.wired.com/2009/10/1030first-coronary-angiogram/, diakses  27 Februari 2018.
  18. http://www.wmhs.org.nz/cardhist/angiography3.html
  19. https://www.iaea.org/file/2017/training-cardiologyalllectureszip
  20. https://www.medscape.com/viewarticle/824022
  21. https://pubs.rsna.org/doi/full/10.1148/rg.321115002
  22. https://academic.oup.com/eurheartj/article-pdf/35/10/599/17897662/ehu025.pdf
  23. https://www.heartlungcirc.org/article/S1443-9506(16)30045-2/pdf
  24. https://slideplayer.com/slide/3558994/
  25. https://es.medical.canon/product-solutions/computed-tomography/aquilion-lb/
  26. https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5505391/pdf/i1526-6702-44-3-164.pdf


LihatTutupKomentar